UAD gandeng MGMP IPAS SMK Wonosobo Gelar Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Memanfaatkan Limbah Sampah Plastik
Jumat (03/02/2023), SMKN Kalibawang Wonosobo. Sebanyak 95 guru SMK di wilayah Wonosobo mengikuti pelatihan pemanfaatan limbah sampah plastik sebagai media pembelajaran berbasis teknologi. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh bertambahnya konsumsi masyarakat terhadap sampah plastik menyebabkan bertambahnya limbah plastik yang menjadi permasalahan lingkungan. Selain itu Tempat Pembuangan sampah Akhir sudah kewalahan menerima banyaknya sampah baik organik dan an organik yang datang tiap hari kesana. Upaya untuk meningkatan pengetahuan tentang pengolahan sampah organik dan anorganik sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pembuatan media pembelajaran interaktik yang mengaitkan antara fisika dengan lingkungan yang sangat cocok dengan filosofi pembelajaran IPAS di SMK. Selain itu metode pembelajaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah. Metode fisika yang digunakan yaitu dengan penerapan metode kapilaritas dalam budidaya tanaman holtikultura dengan memanfaatkan limbah plastik.
Okimustava, Dosen Pendidikan Fisika – UAD mengatakan, budidaya tanaman holtikultura tidak harus selalu ditempatkan di tanah pekarangan, namun dapat ditanam dipot-pot dengan memanfaatkan limbah plastik dan limbah organik sebagai media tanamnya. Teori fisika tentang kapilaritas dapat diaplikasikan dalam proses ini. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pelatihan dan pendampingan. Mahmudah, Kepala SMKN 1 Kalibawang Wonosobo menyampaikan bahwa guru-guru SMK di wilayah Wonosobo sangat setuju dengan adanya pemanfaatan Limbah sampah organic sebagi media pembelajaran IPAS ini, selain mengurangi limbah sampah plastic ini juga akan meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Teridentifikasi kepedulian siswa terhadap lingkungan menurun pasca pandemi Covid ini.
Metode kapilaritas digunakan karena metode ini hemat biaya dan pembuatannya mudah. Pot dengan metode ini dibuat menggunakan ember-ember bekas yang tidak terpakai yang diatasnya memanfaatkan baskom saringan bekas. Media tanam yang digunakan disini adalah limbah kulit padi (sekam) yang telah diarangkan. Penggunaaan media ini dimaksudkan agar proses kapilaritas air dan unsur hara untuk tanaman dapat maksimal. Dengan cara ini maka tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara normal.